Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah hingga ke angka Rp 16.400. Dilansir dari detik.com, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai 5.92 persen semenjak akhir Desember 2023. Menurutnya, hal tersebut dipengaruhi oleh dampak global dan domestik. Dari sisi global, tingginya ketidakpastian pasar keuangan global turut memberi pengaruh terutama berkaitan dengan ketidakpastian arah Fed Fund Rate AS, penguata mata uang dolar AS secara luas, dan masih tingginya ketegangan geopolitik. Sedangkan dari faktor domestik, tekanan rupiah disebabkan oleh kenaikan permintaan valas oleh korporasi termasuk untuk repatriasi dividen.

Benarkah Rupiah Melemah Dipicu Rasio Utang Indonesia?
Dikutip dari Kompas.com, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin tertekan. Depresiasi tersebut salah satunya dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap kondisi fiskal Indonesia pada pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. Dilansir dari Bloomberg, presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan berencana menggerek rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) untuk mendanai program-program yang dijanjikan. Prabowo disebut-sebut berencana meningkatkan rasio utang sebessar 2% setiap tahunnya hingga mendekati 50%.
Baca Juga:
Dampak Kabar Peningkatkan Rasio Utang Indonesia
Kabar tersebut rupanya berpengaruh terhadap pergerakan kurs rupiah. Pasalnya, kabar ini mempengaruhi kepercayaan investor dengan kondisi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) RI. Dilansir dari Kompas.com, menurut Diraktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyebutkan, kenaikan rasio utang akan berdampak terhadap rasio pembayaran utang (debt to service ratio) yang meningkay. Semakin besarnya kebutuhan pemerintah untuk membayar bunga serta pokok utang diyakini dapat membuat nilai rupiah terperosok makin dalam.
Tanggapan Bank Indonesia Terhadap Rupiah yang Kian Melemah
Meskipun sedang melemah cukup parah, pelemahan rupiah dianggap lebih baik dibandingkan won Korea Selatan, bath Thailand atau bahkan peso Meksiko. Dilansir dari Detik.com, Ke depannya, nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak stabil sesuai dengan kobitmen Bank Indonesia untuk terus menstabilkan nilai tukar rupiah serta didukung oleh aliran masuk modal asing, menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik ujar Perry, Gubernur Bank Indonesia (BI).
Bank Indonesia akan terus berusaha mengoptimalkan seluruh instrumen moneter termasuk peningkatan intervensi di pasar valas serta penguatan strategi operasi moneter pro market melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupuah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
Baca Juga:
Akibat Rupiah Kian Melemah Terhadap Dolar AS
Melemahnya nilai tukar rupiah dapat berimbas pada semua sektor di Indonesia. Salah satu dampak yang paling mengerikan adalah menurunya kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesai, naiknya harga barang impor, serta inflasi besar-besaran di Indonesia.
Ayo kunjungi website ecatalog.sinarmasland.com untuk informasi menarik lainnya seputar properti, lifestyle dan investasi.
Jangan lupa untuk bergabung sebagai pengguna eCatalog Sinar Mas Land dan dapatkan informasi terkini mengenai hunian impian Anda!
Baca Juga: