Pada perdagangan sesi II hari Rabu (4/9/2024), saham emiten properti mengalami penguatan signifikan. Indeks sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat naik 1,18 persen pada pukul 14.44 WIB. Beberapa saham properti yang menunjukkan kinerja positif antara lain PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) yang meningkat 7,22 persen, PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) tumbuh 4,70 persen, dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang terapresiasi 4,17 persen.
Platform Jual Beli Properti di Jakarta, Tangerang, Surabaya, Batam, Bogor: eCatalog Sinarmas
Selain itu, saham PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA) naik 4,51 persen, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) bertambah 1,71 persen, serta PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang tumbuh 1,70 persen. Beberapa saham lainnya seperti PT Intiland Development Tbk (DILD) juga naik 1,09 persen, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) meningkat 0,83 persen, dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang naik 0,76 persen.
Katalis Positif dari Insentif PPN dan Penurunan Suku Bunga
Penguatan saham sektor properti ini didorong oleh katalis positif, salah satunya adalah perpanjangan fasilitas Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 100 persen untuk pembelian rumah hingga Desember 2024. Analis dari Stockbit menyebutkan bahwa perpanjangan insentif PPN DTP ini akan memberikan dampak positif bagi pengembang properti, terutama bagi emiten seperti BSDE, CTRA, SMRA, PWON, dan PANI.
Baca Juga: Aliran Dana Investor Asing Berpotensi Terus Mengalir ke Pasar Saham Indonesia
Insentif ini diperkirakan akan meningkatkan penjualan properti (marketing sales) pada kuartal IV-2024 dan membantu mengurangi stok persediaan rumah yang belum terjual. Pengembang dengan persediaan rumah siap jual dan produk yang menyasar pasar kelas menengah dengan harga di bawah Rp2 miliar per unit diprediksi akan mendapatkan manfaat yang signifikan.
Cari Apartemen di Jakarta Selatan dengan harga terbaik? Cek disini!
Potensi Penurunan Suku Bunga Menambah Optimisme
Selain insentif PPN, tren kenaikan saham emiten properti juga didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga oleh bank sentral, khususnya Federal Reserve (The Fed), yang diantisipasi akan terjadi bulan depan. Penurunan suku bunga biasanya mendukung pertumbuhan sektor properti, karena biaya pinjaman yang lebih rendah akan membuat pembiayaan proyek dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi lebih terjangkau bagi pengembang dan konsumen.
Dukungan Pemerintah untuk Sektor Properti
Pemerintah juga berkomitmen untuk mendukung sektor properti melalui kebijakan tambahan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo telah menyetujui perpanjangan insentif PPN DTP hingga Desember 2024. Selain itu, pemerintah juga menambah kuota pembiayaan rumah subsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari 166 ribu unit menjadi 200 ribu unit.
Baca Juga: Ingin Cuan dari Saham Properti? Kenali Isu Ekonomi Ini
Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong sektor konstruksi yang memiliki efek pengganda (multiplier effect) yang tinggi. Sektor perumahan juga menjadi pengeluaran terbesar kedua bagi masyarakat kelas menengah, sehingga insentif ini dianggap penting untuk menjaga pertumbuhan sektor ini.
Dengan adanya perpanjangan insentif PPN DTP dan ekspektasi penurunan suku bunga, saham sektor properti diprediksi akan terus menunjukkan kinerja positif. Pengembang yang fokus pada segmen kelas menengah dengan produk siap jual diperkirakan akan mendapatkan keuntungan terbesar dalam beberapa bulan mendatang. Kebijakan pemerintah yang proaktif dalam mendukung sektor ini juga menjadi faktor kunci yang mendorong optimisme di pasar saham.
Dapatkan juga informasi menarik dan terkini seputar properti, investasi, dan tata cara finansial lainnya di ecatalog.sinarmasland.com.