Industri fintech memang telah menjadi pionir dalam memudahkan layanan keuangan berbasis teknologi. Namun, Propers, di balik kesuksesannya, tak sedikit perusahaan fintech yang harus gulung tikar, lho.
Berbagai faktor mulai dari regulasi ketat hingga kepercayaan publik yang rusak menjadi pemicu utama kebangkrutan industri ini. Hal ini penting untuk Propers, terlebih jika Anda menyukai investasi atau berbagao macam kebutuhan lainnya yang berhubungan dengan financial technology.
Lalu, apa saja penyebabnya? Simak penjelasan berikut!
Baca Juga: Punya Hutang, Apakah Bisa Ajukan KUR di Bank?
Penyebab Industri Fintech Bangkrut, Ini Alasannya
Berikut adalah penjabaran dari alasan industri fintech kian gulung tikar atau bangkrut:
1. Regulasi yang Ketat
Regulasi ketat dari pemerintah dan OJK kerap menjadi tantangan besar bagi fintech. Peraturan yang tidak fleksibel membuat perusahaan kesulitan beradaptasi. Dengan semakin banyaknya aturan baru seperti Peraturan OJK Nomor 3 Tahun 2024, fintech diharapkan mampu menjaga integritas, namun ini juga memperketat ruang gerak bisnis mereka.
Baca Juga: Butuh Modal untuk Bisnis? Ini Cara dan Syarat Mengajukan KUR BSI
2. Persaingan yang Sengit
Fintech menjadi industri dengan persaingan luar biasa sengit. Perusahaan yang tidak mampu berinovasi atau gagal memenuhi kebutuhan pasar akan kalah bersaing. Kompetisi ketat ini membuat banyak pemain kecil akhirnya menyerah dan keluar dari pasar.
3. Masalah Permodalan dan Keuangan
Keterbatasan modal dan pengelolaan keuangan yang buruk adalah alasan umum kebangkrutan fintech. Sebagaimana diungkapkan oleh OJK, banyak perusahaan fintech kesulitan mendapatkan investasi dan menjaga keberlanjutan bisnis karena kurangnya tata kelola perusahaan yang baik.
4. Perubahan Teknologi yang Cepat
Inovasi teknologi berkembang pesat, dan fintech yang gagal mengadopsi teknologi terkini akan tertinggal. Ketidakmampuan mengikuti perkembangan ini bisa menyebabkan kehilangan pangsa pasar yang signifikan.
5. Tingginya Kredit Macet
Maraknya kredit konsumtif dari fintech lending membuat angka gagal bayar melonjak. Pada awal 2024, tingkat kredit macet bahkan menyentuh lebih dari 5%. Ini menyebabkan perusahaan fintech kesulitan menstabilkan arus kas dan menjaga operasional bisnis.
Baca Juga: Cari Tau Perbedaan Tabungan dan Deposito
6. Kepercayaan Publik yang Rusak
Kepercayaan publik adalah kunci utama industri fintech. Skandal keamanan data atau pelanggaran privasi membuat pelanggan ragu untuk menggunakan layanan fintech. Hal ini berimbas pada reputasi perusahaan dan penurunan jumlah pengguna.
7. Kondisi Ekonomi yang Buruk
Gejolak ekonomi seperti resesi atau krisis finansial turut berdampak pada industri fintech. Minimnya pendanaan dan berkurangnya daya beli masyarakat semakin memperparah kondisi ini.
Baca Juga: 5 Investasi Menarik dan Potensial di Era Presiden & Wakil Presiden Baru
Solusi dan Harapan untuk Industri Fintech
Untuk menghindari kebangkrutan, fintech harus mengelola risiko dengan cermat, memastikan tata kelola yang baik, dan beradaptasi dengan regulasi. Dukungan dari pemerintah serta kolaborasi lintas sektor juga sangat dibutuhkan untuk membangun ekosistem fintech yang sehat.
Dengan mitigasi risiko yang tepat, industri fintech memiliki peluang besar untuk terus berkembang di masa depan.
Rekomendasi Properti Terbaik dari Sinar Mas Land
Jika Anda mencari solusi investasi properti yang menguntungkan dan berkelanjutan, Sinar Mas Land menawarkan berbagai pilihan menarik. Mulai dari tanah dijual, rumah modern seperti Hiera Welton BSD dan Wynyard BSD, apartemen siap huni, hingga properti komersial seperti ruko dan loft di berbagai kota.
Jelajahi properti impian Anda sekarang di ecatalog.sinarmasland.com atau klik rekomendasi di bawah ini: