Propers, belakangan ini kasus kebangkrutan perusahaan fintech kembali menggemparkan publik. Kejadian ini mengakibatkan saldo nasabah yang hilang begitu saja, dengan total kerugian mencapai triliunan rupiah.
Fenomena ini menjadi pengingat penting tentang risiko layanan keuangan digital dan perlunya langkah bijak dalam mengelola dana.
Nah Propers, mau tahu lebih lanjut mengenai berita terbaru mengenai industri fintech yang mengalami kebangkrutan? Yuk, simak!
Baca Juga: Industri Fintech Bangkrut, Ini Penyebabnya
Awal Mula Fintech Bangkrut: Sistem Runtuh, Nasabah Merugi
Banyak perusahaan fintech berperan sebagai penghubung antara layanan perbankan dan nasabah melalui teknologi inovatif seperti rekening digital dan kartu debit. Namun, jika sistem infrastruktur yang digunakan mengalami gangguan—seperti perselisihan antar mitra atau masalah teknis—dampaknya bisa sangat fatal.
Salah satu kasus yang marak terjadi adalah akses ke sistem pembayaran yang tiba-tiba diputus. Akibatnya, perpindahan dana menjadi kacau dan memicu kebangkrutan perusahaan fintech. Dalam situasi seperti ini, saldo nasabah sering kali terjebak dan tidak dapat ditarik.
Baca Juga: Butuh Modal untuk Bisnis? Ini Cara dan Syarat Mengajukan KUR BSI
Dana Hilang Hingga Miliaran Rupiah
Bayangkan, Propers, ada nasabah yang melaporkan kehilangan tabungan hingga ratusan juta hingga miliaran rupiah. Salah seorang korban bahkan mengungkapkan akunnya terkunci selama berbulan-bulan tanpa kejelasan. Ketika kasus ini dibawa ke meja hijau, solusi yang ditawarkan pun mengecewakan. Beberapa perusahaan hanya mampu mengganti sebagian kecil dari total dana, bahkan di bawah 1% dari nominal yang hilang.
Tak heran, korban-korban ini mulai membentuk kelompok advokasi untuk mendapatkan perhatian publik dan pemerintah. Data terbaru mencatat bahwa jumlah dana yang hilang dalam insiden serupa mencapai ratusan miliar rupiah, dengan ribuan nasabah terdampak.
Risiko Utama Penggunaan Fintech
Ada beberapa hal yang perlu Propers perhatikan agar kejadian serupa bisa dihindari:
- Regulasi yang Tidak Jelas
Pastikan perusahaan fintech yang Anda gunakan diawasi oleh otoritas keuangan resmi, seperti OJK di Indonesia. Tanpa pengawasan, dana Anda berada dalam risiko tinggi.
- Kegagalan Infrastruktur Teknologi
Gangguan sistem teknologi, baik akibat serangan siber maupun kesalahan internal, dapat membuat dana Anda tidak bisa diakses dalam waktu lama.
- Ketergantungan pada Pihak Ketiga
Banyak fintech bergantung pada bank atau layanan pihak ketiga lainnya. Jika salah satu pihak mengalami masalah, efek domino bisa terjadi, seperti kebangkrutan mendadak.
Tips Aman Menyimpan Dana Anda
- Diversifikasi Aset: Jangan menyimpan semua dana dalam satu platform fintech. Alihkan sebagian dana ke investasi lain yang lebih stabil.
- Pilih Layanan Kredibel: Teliti latar belakang perusahaan fintech, izin operasional, dan ulasan pengguna lainnya.
- Pertimbangkan Aset Riil: Investasi di aset riil seperti properti dapat menjadi solusi cerdas dan aman untuk menyimpan kekayaan jangka panjang.
Baca Juga: 5 Investasi Menarik dan Potensial di Era Presiden & Wakil Presiden Baru
Alihkan Investasi Anda ke Properti Aman dari Sinar Mas Land
Propers, ketimbang khawatir dengan risiko layanan fintech, saatnya beralih ke investasi aman, stabil, dan bernilai tinggi seperti properti. Sinar Mas Land menawarkan berbagai pilihan properti mulai dari:
- Tanah kavling untuk investasi jangka panjang,
- Rumah modern siap huni seperti di Hiera Welton BSD dan Wynyard BSD,
- Apartemen strategis untuk gaya hidup praktis,
- Hingga properti komersial seperti ruko dan loft di berbagai lokasi berkembang.
Properti tidak hanya menjadi tempat tinggal atau usaha, tetapi juga aset investasi yang nilainya terus meningkat seiring waktu.
Kunjungi ecatalog.sinarmasland.com untuk melihat pilihan properti terbaik atau klik rekomendasi di bawah ini:
Dengan investasi properti dari Sinar Mas Land, masa depan finansial Anda menjadi lebih aman dan bebas risiko!