Nilai tukar rupiah terhadap dolar kian melemah, hingga kini dollar sudah mencapai Rp 16.475, turun 0.27% dari perdagangan sebelumnya. Lantas, jika rupiah kian melemah, apakah ada dampak siginifikan terhadap harga bahan bangunan? Simak selengkapnya!
Dilansir dari Detik.com, Direktur Eksekutif Kontraktor Indonesia, Basuki Muchlis MT mengatakan melemahnya harga rupiah diprediksi membuat hagra bahan bangunan menjadi tak terduga.
Akan tetapi, kenaikan dolar hanya merupakan salah satu faktor penyebab. Ada penyebab lainnya yang mendorong harga bahan bangunan di Indonesia meroket secara tiba-tiba. Salah satunya adalah adanya persaingan dengan produk impor khususnya dari Korea Selatan dan China. Basuki Muchlis menjelaskan bahwa dengan banyaknya bahan bangunan yang diimpor dari kedua negara tersebut, persaingan harga di pasar semakin ketat.
Melemahnya rupiah terhadap dolar memberikan efek domino pada bahan bangunan. Dilansir dari Okezone, menurut Ketua Umum BPP Gapensi, ketika rupiah melemah, harga bahan baku impor seperti ebsi, baja, semen dan alat-alat berat yang diimpor akan mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga ini tentunya berdampak terhadap peningkatan biaya produksi secara keseluruhan hingga mengakibatkan margin keuntungan proyek semakin kecil dan harga proyek bisa melonjak hingga tidak sesuai dengan RAB.
Baca Juga:
- Performa Bitcoin Ungguli Investasi Portofolio Warren Buffett
- Siap-siap! Cicilan KPR Naik! BI Rate 6,25%
Bukan hanya besi dan alat-alat berat, harga bahan bangunan impor lainnya seperti keramik, granit, marmer, perkakas dan peralatan dapur juga dipengaruhi oleh nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah. Bahan-bahan untuk keperluan finishing seperti lampu, gagang pintu, dan aksesoris interior lainnya juga diperkirakan akan naik harga seiring dengan menguatnya Dolar AS.
Tidak hanya pada bahan baku, pelemahan nilai tukar rupiah juga memberi dampak yang cukup besar pada pengusaha jasa konstruksi seperti keterbatasan likuiditass, penundaan proyek, risiko kredit, dan inflasi. Melemahnya rupiah juga berdampak pada meningkatnya biaya resiko kredit pada perusahaan yang sudah memiliki komitmen pembayaran pada pihak ketiga dan biaya operasional perusahaan sehari-hari.
Baca Juga:
- Ingin Mulai Bisnis Sembako di Ruko? Ini 7 Tips Penting!
- Mana Lebih Untung, Reksa Dana Pasar Uang atau Deposito?
Dampak pelemahan rupiah terhadap dolar tidak hanya dirasakan oleh developer maupun pengusaha jasa konstruksi, namun pada calon nasabah baru yang akan mengambil KPR maupun KPA. Melemahnya rupiah dapat meningkatkan suku bunga dan harga properti. Dilansir dari CNBC, jika rupiah terus melemah hingga Rp 17.000 per Dolar AS, maka harga properti untuk tipe rumah tertentu diperkirakan akan mengalami kenaikan 20% hingga 30%.
Harga bahan bangunan memang diperkirakan akan naik seiring melemahnya rupiah. Meskipun Bank Indonesia sedang berusaha untuk mensabilkan nilai rupiah, namun tidak ada jaminan bahwa rupiah akan menurun dalam waktu dekat. Sehingga membeli rumah sekarang merupakan waktu terbaik. Jika Anda membeli rumah ketika nilai tukar rupiah mencapai Rp 17.000 maka harga rumah sudah naik 20-30%. Pastikan Anda membeli rumah dari developer terpercaya seperi Sinar Mas Land yang menjual rumah di Cikarang dengan harga di bawah Rp 1 Miliar. Rumah di Cluster De Silva Kota Deltamas, Cikarang bisa menjadi jawaban dari harga rumah tengah kota yang kian melambung setiap tahunnya.