Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) mengalami tekanan signifikan selama semester pertama tahun 2024, terutama disebabkan oleh penurunan penjualan di sektor otomotif dan alat berat. Kondisi ini membuat laba bersih perusahaan mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
ASII melaporkan pendapatan sebesar Rp159,96 triliun untuk periode Januari hingga Juni 2024, turun 1,5% dibandingkan dengan Rp162,39 triliun pada semester pertama tahun 2023. Ketika penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina tidak diperhitungkan, laba bersih perusahaan turun sebesar 3,7% menjadi Rp16,67 triliun. Namun, dengan penyesuaian tersebut, laba bersih tercatat mengalami penurunan lebih besar, yakni sebesar 9,1% menjadi Rp15,86 triliun.
Platform Jual Beli Properti di Jakarta, Tangerang, Surabaya, Batam, Bogor: eCatalog Sinarmas
Menurut analisis dari Budi Rustanto, seorang analis di OCBC Sekuritas, penurunan kinerja ASII ini terutama disebabkan oleh melemahnya segmen alat berat dan pertambangan. Segmen ini mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 15,1% YoY menjadi Rp5,85 triliun, dipicu oleh lemahnya kontribusi penjualan alat berat dan menurunnya harga batubara.
Segmen otomotif ASII juga tidak luput dari dampak negatif, dengan laba bersih turun tipis 2,8% YoY menjadi Rp5,53 triliun pada semester pertama 2024. Penurunan ini disebabkan oleh rendahnya volume penjualan di pasar otomotif, yang juga tengah melemah. Khususnya, penjualan kendaraan roda empat (4W) Astra turun 16,6% YoY menjadi 231.792 unit, sementara penjualan kendaraan roda dua (2W) turun 4% YoY menjadi 2,4 juta unit.
Baca Juga: Bangun Bisnis vs Investasi Saham, Mana yang Lebih Untung?
Namun demikian, segmen jasa keuangan, agribisnis, infrastruktur, logistik, teknologi informasi, dan properti ASII masih mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih. Segmen jasa keuangan menjadi kontributor terbesar ketiga dengan pertumbuhan sekitar 7,6% YoY menjadi Rp4,12 triliun.
Budi juga menyoroti bahwa penurunan penjualan otomotif ASII sejalan dengan kondisi industri, khususnya pada segmen kendaraan roda empat. Penjualan mobil nasional secara wholesales turun 19,4% YoY menjadi 408.012 unit, sementara penjualan mobil ritel turun 14% menjadi 431.987 unit selama periode Januari – Juni 2024.
Cari Rumah di BSD dengan harga terbaik? Cek disini!