Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa pemangkasan suku bunga acuan, atau BI Rate, kemungkinan baru akan terjadi pada kuartal IV-2024, tepatnya antara Oktober hingga Desember. Meskipun nilai tukar rupiah saat ini sudah menguat ke level sekitar Rp 15.400 per dolar AS, Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa pihaknya masih konsisten dengan rencana penurunan suku bunga di akhir tahun ini.
Dalam konferensi pers yang diadakan di kantor Bank Indonesia, Perry mengungkapkan bahwa mereka akan terus memantau ruang terbuka untuk penurunan suku bunga acuan pada kuartal IV-2024. Ia juga menegaskan bahwa fokus utama BI saat ini adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah selama kuartal III-2024, sembari mengantisipasi berbagai risiko global, terutama dari Amerika Serikat.
Platform Jual Beli Properti di Jakarta, Tangerang, Surabaya, Batam, Bogor: eCatalog Sinarmas
Perry menjelaskan bahwa penguatan nilai tukar rupiah sangat bermanfaat bagi perekonomian Indonesia. Menurutnya, rupiah yang kuat akan membantu menekan harga-harga, terutama harga pangan dan barang impor. Hal ini, pada gilirannya, akan mendukung pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dan perekonomian secara keseluruhan, termasuk sektor yang menciptakan lapangan kerja.
Baca Juga: Efek Pemangkasan Suku Bunga: Reksadana Pendapatan Diramal Tetap Menguat di 2024
Sebelumnya, pada Agustus 2024, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25%. Selain itu, suku bunga deposit facility juga tetap di angka 5,5%, sementara suku bunga lending facility dipertahankan di 7%. Perry mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil sesuai dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stabilitas, dengan tujuan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah serta memastikan inflasi tetap terkendali dalam target 2,5±1% pada tahun 2024 dan 2025.
Cari Ruko untuk Investasi dengan harga terbaik? Cek disini!

