pixel
Home/Articles/

Apa Itu Desain Passive House?

Apa Itu Desain Passive House?

28 May 2024

Bagikan :

share on facebookshare on Xshare on whatsapp
desain passive house, rekomendasi desain rumah

arsitag.com

Perubahan cuaca merupakan fenomena yang semakin terasa dan diamati saat ini. Selain menerapkan tindakan-tindakan kecil yang berdampak positif dalam kehidupan sehari-hari, Anda juga dapat berpartisipasi dengan memilih desain rumah yang mendukung upaya mengatasi perubahan cuaca, seperti desain passive house.

Apa Itu Desain Passive House?

Asal usul istilah passive house (rumah pasif) berasal dari bahasa Jerman, yaitu passivhaus, yang merupakan negara asal konsep ini. Menurut German Institute of Passive Building, rumah pasif adalah bangunan yang mencapai kenyamanan termal (sesuai dengan standar ISO 7730) tanpa memerlukan sistem pemanasan atau pendinginan udara tambahan. Bangunan ini mencapai kualitas udara dalam ruangan yang memadai dengan menggunakan proses pasca-pemanasan dan pasca-pendinginan massa udara segar, tanpa perlu sirkulasi udara tambahan.

Dengan kata lain, desain rumah pasif bertujuan untuk menciptakan kondisi dalam ruangan yang nyaman, sehat, dan ramah lingkungan tanpa menggunakan sistem pendingin ruangan tambahan. Hal ini memungkinkan pemilik rumah untuk meningkatkan kualitas hidup mereka sambil mengurangi biaya listrik. Bangunan yang telah mendapatkan sertifikasi Passive House Plus menunjukkan bahwa mereka sudah mencapai nol emisi karbon.

Prinsip Utama Desain Passive House

1. Insulasi Menyeluruh

Prinsip utama dari rumah pasif adalah penerapan insulasi termal yang komprehensif pada selubung bangunan. Bagian ini berfungsi sebagai pembatas antara ruang dalam bangunan dengan lingkungan luar, seperti dinding luar, atap, dan lantai. Tujuan dari insulasi ini adalah untuk mengurangi kehilangan panas alami di dalam ruangan yang dapat terjadi ketika udara bergerak melalui selubung bangunan. Oleh karena itu, bangunan perlu dilengkapi dengan insulasi yang menyeluruh, menggunakan bahan dengan konduktivitas panas yang rendah.

Baca Juga: 5 Ide Desain Ruangan Semi Outdoor Rumah Minimalis

2. Desain Tanpa Jembatan Termal

Berdasarkan informasi dari situs Your Home yang dikelola oleh pemerintah Australia, jembatan termal adalah area di mana panas atau dingin dapat berpindah dari dalam bangunan ke lingkungan luar, atau sebaliknya, melalui bagian-bagian seperti lantai, dinding, dan atap. Pada saat musim dingin, jembatan termal ini dapat menciptakan titik-titik dingin di dalam bangunan, yang meningkatkan risiko terjadinya kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan jamur. Hal ini disebabkan oleh udara yang hangat dan lembap di dalam bangunan yang bertemu dengan permukaan lantai, dinding, atau atap yang lebih dingin.

Oleh karena itu, dalam desain rumah pasif, penting untuk menghilangkan atau meminimalkan keberadaan jembatan termal yang dapat memicu terjadinya kondensasi, pertumbuhan jamur, atau hilangnya panas alami yang sudah dikumpulkan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan bahan konstruksi yang memiliki konduktivitas panas yang tinggi pada area jembatan termal, seperti pada kusen jendela.

3. Konstruksi Kedap Udara

Desain rumah pasif juga harus memiliki konstruksi yang rapat dan tidak bocor udara. Tujuannya adalah untuk mengatur pergerakan uap air dan menjaga kualitas udara di dalam ruangan. Dengan demikian, kebocoran udara yang tidak terkontrol melalui dinding, atap, atau lantai yang dapat menarik polutan ke dalam bangunan dan meningkatkan kelembapan, dapat dihindari. Ada berbagai cara dan jenis bahan yang dapat digunakan untuk menciptakan konstruksi yang rapat dan kedap udara, termasuk penggunaan kayu lapis atau membran khusus.

Baca Juga: Laundry Ecosystem: Solusi Praktis untuk Ibu Rumah Tangga

4. Maksimalkan Jendela dan Pintu

Prinsip keempat dalam desain passive house adalah memasang jendela dan pintu yang memiliki kinerja yang optimal. Ini berarti bahwa kedua komponen ini harus dipilih dengan ukuran dan penempatan yang sesuai, serta dilengkapi dengan peneduh yang tepat. Tujuannya adalah agar bangunan dapat mengatur jumlah panas yang diterima saat musim dingin dan mengurangi jumlah panas yang diterima saat musim panas.

Umumnya, jendela pada rumah pasif dilengkapi dengan kaca ganda atau bahkan tiga lapis, tergantung pada seberapa ekstrem iklim di wilayah bangunan tersebut. Penggunaan kaca berlapis ini membantu mengurangi aliran panas keluar saat musim dingin dan aliran panas masuk saat musim panas.

5. Ventilasi dengan Pemulihan Panas 

Prinsip terakhir yang esensial dalam desain rumah pasif adalah penggunaan sistem ventilasi dengan pemulihan panas. Sistem ventilasi mekanis ini menggunakan kipas untuk mengalirkan udara melalui penukar panas. Dengan demikian, ventilasi ini dengan pemulihan panas akan memastikan bahwa udara luar yang masuk ke dalam rumah memiliki suhu yang hampir sama dengan udara yang keluar. Pada musim dingin, sistem ini akan menghangatkan udara yang masuk, sementara pada musim panas, sistem ini akan membuang udara panas kembali ke luar.

Demikianlah tinjauan tentang konsep passive house dan 5 prinsip utamanya. Setelah membaca ini, Anda mungkin menyadari bahwa prinsip-prinsip tersebut lebih tepat dan sesuai untuk bangunan yang berada di daerah dengan perubahan musim yang jelas.

Oleh karena itu, penerapan desain rumah pasif di Indonesia kemungkinan akan memerlukan penyesuaian yang lebih banyak sesuai dengan iklim dan cuaca di negara ini. Di Indonesia, terdapat organisasi nirlaba yang bertanggung jawab atas sertifikasi bangunan ramah lingkungan, termasuk passive house, yaitu Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia).

Ikuti terus informasi bermanfaat lainnya seputar properti, lifestyles, tata cara hingga informasi mengenai promo dan diskon properti hanya melalui ecatalog.sinarmasland.com. Jangan lewatkan kesempatan untuk memiliki hunian impian Anda dengan bergabung menjadi pengguna eCatalog!

Our Property

Akasa, Kamaya Studio (Fl. 3-7, 10-15)
Akasa, Kamaya Studio (Fl. 3-7, 10-15)

Tangerang Selatan, Banten

Property Area: 22.96m2
Apartment

Start from 
Rp 442.872.001
Akasa, Kamaya Studio (Fl 8-9)
Akasa, Kamaya Studio (Fl 8-9)

Tangerang Selatan, Banten

Property Area: 22.96m2
Apartment

Start from 
Rp 442.872.000

Bagikan :

share on facebookshare on Xshare on whatsapp
Similar Articles
Desain
article
7 Tips Menata Interior Apartemen Tipe Studio

Apartemen kini kian diminati sebagai hunian yang ideal bagi para kaum urban dengan mobilitasnya yang

Read More

16 December 2022

Desain
article
Cari rumah di Bogor dengan Desain Kamar Minimalis & Cozy!

Cari rumah di Bogor - Punya rumah baru dengan ruang keluarga dan tamu berkonsep cozy minimalist meru

Read More

08 February 2023

Desain
article
5 Ide Desain Dapur Minimalis Bikin Rumah Makin Kece!

Desain Dapur - Memiliki hunian yang nyaman merupakan impian banyak orang, termasuk kamu juga, bukan?

Read More

20 February 2023