Jika Anda memperhatikan kabel listrik, produsen biasanya menggunakan warna yang konsisten untuk setiap jenis kabel. Meskipun pabrik yang memproduksinya bisa berbeda, perusahaan akan memastikan bahwa jenis kabel memiliki warna yang sama untuk memudahkan instalasi listrik.
Tujuan dari standarisasi warna ini adalah untuk mempermudah teknisi dalam pemasangan dan perawatan. Dengan adanya warna yang konsisten, teknisi dapat dengan mudah menemukan kabel yang tepat dan menghindari kebingungan atau potensi kesalahan.
Platform Jual Beli Properti di Jakarta, Tangerang, Surabaya, Batam, Bogor: eCatalog Sinarmas
Warna kabel yang umumnya digunakan adalah merah, kuning, hitam, biru, serta kuning dengan strip hijau. Warna-warna ini membantu teknisi dalam proses instalasi dan perawatan, sehingga mengurangi risiko kabel yang tertukar atau kesalahan lainnya.
Setiap warna kabel memiliki arti dan fungsi tertentu, yang akan dijelaskan lebih lanjut. Kesalahan dalam penanganan kabel bisa mengakibatkan risiko kebakaran, jadi penting untuk menghindari kesalahan tersebut.
Warna-warna Kabel dan Fungsinya
kumparan.com
1. Kabel Merah, Kuning, dan Hitam
Kabel dengan warna ini umumnya digunakan untuk muatan listrik positif, fase, atau arus listrik, menjawab banyak pertanyaan yang sering muncul. Kabel berwarna merah dapat menandakan muatan positif atau negatif, sedangkan kabel hitam juga bisa menunjukkan muatan positif atau negatif.
Baca Juga: Arus Pendek Listrik: Pengertian, Jenis, dan Penyebabnya
Saat Anda menyentuh kabel ini, ada risiko tersetrum, jadi pastikan untuk menggunakan tespen untuk memeriksa aliran listrik. Kabel L1 biasanya digunakan dalam instalasi rumah. Sumber muatan listrik positif umumnya berasal dari kabel jaringan PLN yang ada di tiang listrik.
2. Kabel Biru
Anda mungkin bertanya-tanya, apakah kabel berwarna biru itu positif atau negatif? Kabel biru khusus digunakan untuk muatan listrik negatif, sehingga menjelaskan fungsi kabel biru tersebut.
Ketika Anda menyentuh kabel berwarna biru, Anda tidak akan tersetrum dan kabel ini juga tidak akan menyala saat diuji dengan tespen. Sumber muatan listrik negatif ini juga berasal dari kabel jaringan PLN yang terpasang di tiang listrik.
Cari Rumah di BSD dengan harga terbaik? Cek disini!
3. Kabel Kuning Strip Hijau
Warna kabel listrik ini khusus digunakan untuk arus muatan listrik arde, yang terhubung ke tanah atau grounding. Untuk mendapatkan sumber grounding, biasanya dilakukan dengan menanam pipa logam ke dalam tanah, yang kemudian dipasang pada setiap terminal stop kontak.
Biasanya, kabel ground memiliki warna yang sama dengan kabel negatif yang berasal dari PLN, dan pemasangannya dilakukan bersamaan.
4. Kabel Cokelat
Kabel yang sebelumnya berwarna kuning dan dikenal sebagai L2 kini telah diganti warnanya menjadi cokelat. Kabel ini berfungsi utama untuk menyalurkan daya listrik, terutama dalam instalasi yang membutuhkan daya besar, seperti pada gedung komersial dan industri.
Baca Juga: Daftar Lengkap Perubahan Batas Daya Listrik untuk Semua Golongan
Perubahan warna ini tidak mempengaruhi fungsi kabel, tetapi merupakan standar baru untuk identifikasi kabel listrik. Jika Anda bertanya-tanya apakah kabel cokelat adalah positif atau negatif, jawabannya adalah positif. Saat ini, kabel cokelat lebih sering digunakan pada peralatan mesin yang memerlukan pasokan daya yang stabil.
5. Kabel Abu-Abu
Kabel berwarna abu-abu kini digunakan untuk menandai fase L3 yang membawa muatan positif dalam sistem tenaga listrik. Perubahan ini menggantikan standar sebelumnya yang menggunakan warna hitam untuk fase yang sama. L3, yang merupakan pengembangan dari L2, dirancang untuk menyalurkan daya listrik dalam jumlah besar yang diperlukan oleh industri dan gedung-gedung komersial modern.
Demikian informasi mengenai warna kabel beserta fungsinya. Semoga bermanfaat ya! Ikuti terus informasi bermanfaat lainnya seputar properti, lifestyles, tata cara hingga informasi mengenai promo dan diskon properti hanya melalui ecatalog.sinarmasland.com