Kamu mungkin sering melihat rumah dibangun di jalan menanjak atau di lahan miring. Meskipun lahannya tidak datar, rumah-rumah tersebut tetap kokoh dan aman. Banyak orang memilih lahan miring untuk membangun rumah karena ingin menikmati pemandangan atau menghindari risiko bencana alam yang mungkin terjadi di lokasi datar. Namun, membangun di lahan miring memerlukan kehati-hatian ekstra, karena ada potensi longsor atau retakan jika terjadi penurunan tanah.
Tidak semua kemiringan lahan cocok untuk pembangunan rumah. Gradien dengan kemiringan kurang dari 10% dianggap rendah risikonya dan paling mudah untuk dibangun. Tanah dengan kemiringan 11-20% dianggap sedang, sedangkan kemiringan di atas 20% dianggap curam. Semakin tinggi kemiringannya, semakin besar risikonya dan biaya pengerjaannya juga bisa lebih tinggi. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membangun rumah di lahan miring.
Platform Jual Beli Properti di Jakarta, Tangerang, Surabaya, Batam, Bogor: eCatalog Sinarmas
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membangun Rumah di Lahan Miring
brighton.co.id
1. Butuh Pengerjaan Fondasi Tambahan
Rumah yang dibangun di lahan miring tidak harus mengikuti kemiringan lahan tersebut. Desain rumah yang miring sesuai dengan kemiringan tanah lebih sulit untuk dibuat dan dapat mempercepat kerusakan bangunan. Oleh karena itu, rumah di lahan miring biasanya dirancang agar tampak datar, dengan satu sisi bangunan mungkin terlihat lebih besar dari sisi lainnya.
Membangun rumah dengan desain seperti ini memerlukan fondasi tambahan dan seringkali lebih mahal dibandingkan membangun di tanah datar. Bahkan untuk kemiringan yang sedang, mungkin diperlukan beberapa tambahan seperti penggalian yang lebih dalam, penggunaan beton lebih banyak, pemasangan dinding penahan atau teras, serta solusi untuk pembuangan air dan septic tank.
2. Butuh Waktu yang Lebih Lama
Membangun di lahan miring tentu memerlukan waktu lebih lama karena perlu penyesuaian standar agar bangunan tetap aman untuk ditempati. Hal ini mengakibatkan biaya yang lebih tinggi untuk tenaga kerja dan bahan tambahan.
Baca Juga: 5 Standar Tebal Dinding Rumah yang Ideal
3. Pembuangan Air dan Limbah
Seperti yang kamu ketahui, air akan mengalir ke bawah. Tanah di sekitar rumahmu akan menjadi jalur bagi air saat hujan. Oleh karena itu, penting untuk mengelola aliran air dengan baik agar tidak membahayakan properti sekitar, seperti menghindari limpahan curah hujan yang dapat membanjiri jalan umum.
Dinding penahan harus dirancang tahan air dan dikeringkan untuk mencegah genangan. Rumah juga perlu dilengkapi dengan gorong-gorong untuk mengalirkan air hujan, atau menggunakan sistem rendaman—lubang yang digali dan diisi dengan puing-puing untuk memungkinkan air permukaan meresap kembali ke tanah.
Selain itu, pengelolaan limbah bisa menjadi kompleks tergantung pada posisi rumah relatif terhadap saluran pembuangan limbah. Jika saluran pembuangan berada di area yang lebih tinggi, mungkin perlu memasang pompa, sedangkan jika berada di area yang lebih rendah, kamu mungkin perlu memasang sistem untuk memperlambat aliran air agar tetap pada kecepatan yang wajar.
Cari Rumah di BSD dengan harga terbaik? Cek disini!
4. Sisa Tanah dan Area Landasan
Perhatikan juga sisa tanah yang dipindahkan saat membangun rumah. Tanah sisa ini biasanya berasal dari area yang dikosongkan, seperti untuk lahan parkir, peralatan, dan pengiriman. Pertimbangkan hal ini karena bisa memerlukan biaya tambahan yang cukup besar.
5. Akses Rumah
Tantangan lain yang perlu diwaspadai adalah jalan yang miring, yang memerlukan kehati-hatian saat cuaca buruk. Pastikan jalan masuk ke rumah tidak miring, melainkan datar, untuk memudahkan akses dan mencegah terjadinya genangan air.
Baca Juga: 7 Tips Menentukan Harga Jual Rumah Menggunakan NJOP
6. Jenis Tanah
Sebelum membangun rumah, penting untuk memeriksa jenis tanah di lokasi tersebut. Pastikan tanahnya cukup kuat untuk menahan beban bangunan. Tanah yang dianjurkan adalah tanah granular seperti kerikil, pasir, atau lanau yang mengandung sedikit tanah liat, karena memiliki drainase yang baik dan mampu menahan beban. Hindari tanah liat karena dapat merusak pondasi. Tanah liat dapat membengkak atau mengembang ketika basah atau beku, yang dapat menyebabkan kebutuhan akan perbaikan teknis yang mahal atau penambahan tanah granular.
Selain itu, tepian batu yang dekat dengan permukaan juga dapat menimbulkan masalah pada sistem drainase dan septic tank. Seringkali, solusi yang lebih murah adalah menghadapinya dengan cara yang sesuai, karena mengatasi tepian batu ini dapat memerlukan biaya besar dan menimbulkan risiko tanggung jawab terhadap tetangga sekitar.
Baca Juga: Rumah Mewah Konsep Asian Lifestyle Terbaik di BSD, Ini Dia Aerra by Eonna
7. Penataan Halaman
Anda pasti akan membutuhkan halaman atau taman di depan rumah. Oleh karena itu, penting untuk merencanakan area ini dengan baik, mulai dari desain lanskap hingga dekorasinya, agar tampilannya menarik.
Demikian hal-hal yang harus diperhatikan sebelum bangun rumah di lahan miring. Semoga bermanfaat ya! Ikuti terus informasi bermanfaat lainnya seputar properti, lifestyles, tata cara hingga informasi mengenai promo dan diskon properti hanya melalui ecatalog.sinarmasland.com
Promotion
