Apartemen sering dipilih sebagai tempat tinggal karena kepraktisannya. Jika kamu tertarik dengan jenis properti ini, penting untuk mengetahui beberapa biaya yang harus dibayar saat tinggal di apartemen. Berbeda dengan rumah tapak, apartemen memiliki biaya tambahan terkait fasilitas yang disediakan, seperti biaya perawatan gedung dan parkir. Lalu, apa saja biaya-biaya yang perlu diperhatikan saat tinggal di apartemen? Berikut penjelasan rinciannya.
Platform Jual Beli Properti di Jakarta, Tangerang, Surabaya, Batam, Bogor: eCatalog Sinarmas
1. Biaya Maintenance
Biaya maintenance umumnya digunakan untuk perawatan berbagai layanan, seperti kebersihan, keamanan, dan area umum. Perhitungannya biasanya didasarkan pada luas unit apartemen. Biaya service charge bervariasi tergantung pada pengelola apartemen, dengan kisaran sekitar Rp 20-25 ribu per meter persegi dan dibayarkan setiap bulan.
Sebagai contoh, jika seseorang memiliki unit apartemen seluas 30 m² dan biaya perawatan adalah Rp 20 ribu per meter persegi, maka total biaya perawatan yang harus dibayar adalah Rp 600 ribu per bulan. Menurut Pengamat Properti Anton Sitorus, service charge mencakup biaya kebersihan, keamanan, dan pengelolaan sampah.
Baca Juga: Aerium Residence: Promo Free IPL Apartemen 1 Tahun
2. Biaya Sinking Fund
Sinking fund adalah iuran yang diperlukan untuk perbaikan elemen penting dan mendesak guna mempertahankan nilai properti, seperti pengecatan gedung, perbaikan lift, dan sebagainya. Pembayaran sinking fund bisa dilakukan setiap tahun atau dua kali setahun, tergantung pada kebijakan pengelola. Besaran iuran ini juga bervariasi sesuai dengan ketentuan dari pengelola.
3. Biaya Parkir
Biaya parkir di apartemen dapat berbeda-beda tergantung pada kebijakan masing-masing. Beberapa apartemen tidak mengenakan biaya parkir, sementara yang lainnya mungkin memerlukan pembayaran parkir secara langganan.
Menurut Pengamat Properti dan Direktur PT. Global Asset Management, Steve Sudijanto, biaya parkir langganan per gedung biasanya berkisar antara Rp 500-600 ribu per tahun, dengan sistem parkir non-reserved yang mengikuti prinsip "first come, first served." Jika jumlah mobil melebihi jatah parkir yang tersedia, maka mobil tambahan harus membayar biaya parkir tambahan. Namun, apartemen premium biasanya sudah menyediakan jatah parkir untuk dua mobil, dan jatah tersebut tidak dapat dipertentangkan.
Cari Apartemen di Jakarta, Tangerang, dan sekitarnya dengan harga terbaik? Cek disini!
4. Biaya Air
Biaya air umumnya dihitung berdasarkan volume penggunaan dalam meter kubik. Untuk konsumsi standar, tagihan air biasanya berkisar antara Rp 100-200 ribu.
5. Biaya Listrik
Biaya listrik di apartemen berbeda dari rumah tapak, dengan harga yang cenderung lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh skema perhitungan listrik di apartemen yang mirip dengan gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan. Steve Sudijanto menjelaskan bahwa listrik dari PLN masuk ke gedung secara keseluruhan, termasuk trafo dan meteran utama. Kemudian, distribusi listrik dilakukan oleh pengelola gedung ke masing-masing unit. PLN hanya menagih tagihan ke tingkat gedung, bukan ke setiap unit secara individual.
Biaya listrik yang harus dibayar meliputi tagihan berdasarkan penggunaan ditambah biaya administrasi. Misalnya, jika tagihan listrik dari PLN adalah Rp 500 ribu dan biaya administrasi sebesar Rp 100-150 ribu, total pembayaran menjadi sekitar Rp 600 ribu. Sementara itu, Anton Sitorus menambahkan bahwa di beberapa apartemen, listrik dapat menggunakan sistem prabayar. Namun, token listrik harus dibeli dari pengelola apartemen, bukan dari PLN secara langsung. Hal ini berarti harga token mungkin sedikit berbeda dari harga pasar karena dikelola oleh pengelola gedung.
Baca Juga: Bagaimana Status Kepemilikan Apartemen Setelah 50 Tahun?
Itulah beberapa biaya tinggal di apartemen. Semoga bermanfaat ya! Ikuti terus informasi bermanfaat lainnya seputar properti, lifestyles, tata cara hingga informasi mengenai promo dan diskon properti hanya melalui ecatalog.sinarmasland.com